Perkembangan orang batak berkecimpung di sekitar tanah Kabupaten Jepara Profinsi Jawa
Tengah yang pada dasarnya dihuni oleh Suku Jawa Tengah ini, Orang Batak Toba pun
mulai mengkonsep satu rencana mengikat satu persatuan dalam persaudaran yang
baik. Dimana Orang Batak memiliki kekuatan dan kekayaan yang asri lewat Adat
Istiadat maupun Parmargaon yang ikut serta dibawa dari Sumatra Utara yang sudah
mengalir kuat dibatin Orang Batak. Maka lewat persaudaraan (parhahamaranggion) yang
bertemu di daerah perantauan ini, Serta mengingat nasehat orang tua dari
kampung halaman (Bona Pasogit) mereka juga harus menjujung tinggi Agama mereka yaitu
Gereja HKBP. Walaupun pada awalnya sewaktu orang Batak Toba datang ke daerah
ini belum ada Gereja HKBP maka mereka memilih bergereja yang ada di sekitar
Jepara yaitu: GITJ, GMI, GKJW, Pentakosta bahkan Katholik, tempat mereka memuji
nama Tuhan.
Pertemuan persaudaraan pun mulai terjadi didaerah
perantauan ini terjalin, maka dengan hati yang tulus mereka berrencana untuk
kiranya mendirikan Gereja yang pada Khususnya berjemaatkan kaum Orang Batak
yang ada berdomisili di Kabupaten Jepara ini. Maka lewat rencana “kesepakatan mereka ingin mendirikan Gereja
Oikumene” yang pada awalnya berpengharapan agar Gereja Oikumene ini menjadi
pemersatu untuk menyatukan semua Orang Batak yang ada di Tanah Jepara ini. Teriring
waktu dan hari. Beberapa orang batak berusah untuk mengumpulkan sesama orang
batak tersebut yang di bentuk lewat rapat. Sebelum adanya rapat tersebut di
atas ternyata sudah ada himbauan sebelumnya tetapi tidak di hiraukan masyarakat
Batak yang lain. Himbauan ini di soarakan oleh Amang Op. Bobby Nainggolan tetapi
tidak ada yang mau menanggapi untuk mendirikan Gereja Oikumene. Maka datanglah
Op. Bobby Nainggolan menemui Bpk Winda Malau. Setelah melakukan sedikit
perbincangan perencanaan untuk mendirikan sebuah Gereja dan Jemaat berbasis
Oikumene, maka datanglah inisyatip untuk mengumpulkan orang-orang Batak yang
ada di sekitaran Jepara, maka berjalanlah undangan dimana pada saat itu banyak
orang Batak yang berdiam di Pecangaan, Pendo, Jepara, Mayong dan Sengon pun turut
diundang. Pertemuan itu di adakan pertama dirumah Op. Pranata Nainggolan yang
pada saat itu di tempati oleh Op. Gilbert Nainggolan/br Sidauruk. Usul pun di
ajukan dari beberapa orang Batak yang mengatakan agar kiranya pendirian Gereja
ini bersifat
Oikumene yang dapat menjadi pemersatu Orang Batak, dimana kebaktiannya boleh berbahasa
Batak Toba. Setelah ada hasil dari percakapan mereka, maka timbullah niat untuk mencari dana dan
memperbaiki Administrasi keberadaan jemaat yang akan didirikan ini, yang
bertujuan untuk mencari tempat Ibadah dalam bagunan Gereja. Dalam pencarian
tersebut setelah proses pencarian maka di putuskan bahwa Gedung Gereja yang
didirikan oleh Pdt
Robinson Hutapea/br Simanjuntak “GPDI Kalfari Jepara“ Gereja Pentakosta di
Indonesia, itulah menjadi tempat beribadah yang pertama. “Tepatnya Minggu 03 Oktober 2004”.
Dari
banyaknya proses untuk pendirian Gereja ini maka dicoba untuk mencari atas
keberadaan parmingguan ini dimana harus ada induknya, seiring dengan diadakan
pencarian dana yang diadakan oleh Panitia Pembangunan sementara yang mereka
bentuk, demikian juga mereka pun mencoba membuat pendekatan Ke Semarang yang
pada saat itu yang menjadi sentral Induk atau Ressort di Jawa Tengah ini. Maka setelah diadakanlah beberapa
kali rapat yang di tanda tangan ni oleh pihak yang datang. Maka di sepakatilah pergi
ke Kertanegara
yang merupakan
menjadi Pusat Ressort Jawa Tengah. Yang pada saat itu Pendeta Ressort Jawa
Tengah adalah (+) Pdt Tulus Purba,
S.Th. Dan pada saat pertemuan dengan Amng Pendeta Ressort tersebut mereka
bertemu juga dengan Inang Pdt Boang Manalu, S.Th.
Ada
pun kepergian para tim Panitia pencari dana ini, bertujuan untuk
mensosialisasikan keberadaan Gereja yang baru terbentuk ini agar kiranya ada
bantuan untuk pendirian. Para Panitia berupaya sekuat tenaga dengan cara
penjualan Klender, asesoris Pohon Natal dari Ukiran Jepara dan bahkan Jam
Dingging yang berbentuk Salip. Dari yang mereka lakukan mereka pergi
menjajakannya ke Kendal, ke Bondo dan beberapa daerah lainnya.
Tim
yang pergi menjumpai Pendeta Ressort adalah Op. Bobby Nainggolan, Bpk.Winda
Manalu, Bpk. Juan Silalahi, Bpk. Leri Nainggolan. Antusias Ressort pun merespon
kehadiran Pos Playanan ada di Kabupaten Jepara ini, maka Pdt Tulus Purba, S.Th
menerima kehadiran dan permohonan mereka agar ada Parmingguan Pos Pelayanan
yang berbahasa Batak Toba di Jepara. Banyak proses yang sudah di lalui
didalamnya dimana diadakan pertemuan di Bondo, di Jepara dan tempat lainnya
untuk mendiskusikan kesekian kalinya, maka Oleh sebab itu melalui Pendeta
Ressort Jawa tengah yang berkediaman di Kertanegara di Minggu 03 Oktober 2004 resmilah di buka parmingguan yang pertama di
Gereja GPDI Kalfari Jepara di Tahunan yang pada saat itu pemimpin Jemaatnya
adalah Pdt Robinson Hutapea/br Simanjuntak. Acara tersebut banyak di hadiri
orang Batak yang ada di daerah Kabupaten Jepara ini. berjalannya pelayanan pun
di atur dengan sedemikian rupa dimana di dalamnya tersusun rapi tata Ibadah
dari kebaktian ini sesuai dengan Tata
ibadah dari HKBP tersendiri, di mana saat itu di pilih yang menjadi Pimpinan
Jemaat Pos Pelayanan HKBP Jepara ini adalah St. J Nainggolan. Setelah Pos
Pelayanan ini mulai berjalan di tentukanlah bahwa Gereja ini adalah bagian dr
Gereja yang di khususkan untuk Orang Batak, maka di jadikanlah menjadi HKBP dan
memiliki Liturgi sesuai prosedur semua HKBP Mulai dari Pusat, Distrik dan
Huria, sesuai dengan Liturgis yang ada dalam Agenda.
Berjalan
waktu yang tak terasa dalam proses pelayanan ini beberapa pengkotbah penyampai
Firman Allah berdatangan ke Pos Pelayanan ini Seperti Para Pendeta, Bibelvrouw,
Kalangan Sintua bahkan Evanggelis dari daerah yang jauh dari Jepara ini. ada
pun Evanggeis yang pernah melayani do Pos Pelayanan ini adalah Ev. Simanjuntak
dan Ev. Hutagalung. Semasa mereka datang melayanni ke Pos Pelayanan ini, untuk
menjaga kenyamanan mereka, maka mereka menginap di Hotel Sigoro Jepara. Dan
banyak para pelayan lainnya yang sudah pernah datang melayani dan menyampaikan
firman Tuhan di Pos Pelayanan ini Seperti Pdt M Sihombing, Pdt Sitohang, Pdt
Nainggolan, Bvr R.J Pardede, Pdt R Habeahan, Pdt Puka br Samosir, Pdt N
Simanungkalit, St. Y.H Siahaan dan masih banyak lagi.
Perjalanan waktu
yang panjang Pos Pelayanan ini aktif mengikuti Program-program Pusat, Distrik,
Ressort dan Huria, maka setiap kegiatan Pos Pelayanan ini ikut antusias
memeriahkannya. Baik dalam kunjungan antar Huria, Pesta Kategorial Ina,
Remaja-Naposo, Sekolah minggu, dan Bahkan Rapat-rapat Ressort, Huria dan bahkan mau mengikuti Pembinaan kepada Para
Penatuah baik yang Pelayan Tahbisan dan Non Tahbisan. Pada 03 Maret 2017.
Perjalan
yang di lalui Pos pelayanan ini banyak mengukir cerita dan sejarah, mulai dari
tahap mengumpulan rencana menjadi sebuah kumpulan pelayanan, pemilihan pelayan,
rencana pembangunan, pencarian dana dan bahkan masih banyak lagi yang di
lakukan. Bahkan jam memulai ke baktian pun beberapa kali di ganti waktunya dari
Sore ke pagi bahkan kembali sebaliknya. Bukan hanya itu pelayanan per
kategorial (Punguan Ama, Pungguan Ina, Remaja-Naposo dan Bahkan Sekolah
Minggu), seringkali berganti-ganti tempatnya untuk beribadah. Sempat di Gereja
GITJ Pendo Sawalan kemudain Pindah ke Sengon, Kemudian Pindah ke Rengging
(Rumah St. L Marpaung dan St. E br Tambah), Ke Jepara (Rumah Bpk Evan Nababan
br Nainggolan), Sengon (Rumah Bpk Axeal Sidabalok), Rengging Bvr M.E sinaga
(Rumah Dinas Huria). Tetapi tidak menjadi menggurangi sebuah semangat, bahkan
menjadikan satu persatuan yang baik di dalam Tuhan. Walaupun dulunya banyak jemaat
yang sudah terdaftar menjadi anggota Jemaat kita, tetapi karna alasan tertentu
mereka pun keluar dan meninggalkan Pos Pelayanan ini, pergi ke Gereja yang lain
yang ada di sekitaran Jepara ini.
bersifat
Oikumene yang dapat menjadi pemersatu Orang Batak, dimana kebaktiannya boleh berbahasa
Batak Toba. Setelah ada hasil dari percakapan mereka, maka timbullah niat untuk mencari dana dan
memperbaiki Administrasi keberadaan jemaat yang akan didirikan ini, yang
bertujuan untuk mencari tempat Ibadah dalam bagunan Gereja. Dalam pencarian
tersebut setelah proses pencarian maka di putuskan bahwa Gedung Gereja yang
didirikan oleh Pdt
Robinson Hutapea/br Simanjuntak “GPDI Kalfari Jepara“ Gereja Pentakosta di
Indonesia, itulah menjadi tempat beribadah yang pertama. “Tepatnya Minggu 03 Oktober 2004”.
Dari
banyaknya proses untuk pendirian Gereja ini maka dicoba untuk mencari atas
keberadaan parmingguan ini dimana harus ada induknya, seiring dengan diadakan
pencarian dana yang diadakan oleh Panitia Pembangunan sementara yang mereka
bentuk, demikian juga mereka pun mencoba membuat pendekatan Ke Semarang yang
pada saat itu yang menjadi sentral Induk atau Ressort di Jawa Tengah ini. Maka setelah diadakanlah beberapa
kali rapat yang di tanda tangan ni oleh pihak yang datang. Maka di sepakatilah pergi
ke Kertanegara
yang merupakan
menjadi Pusat Ressort Jawa Tengah. Yang pada saat itu Pendeta Ressort Jawa
Tengah adalah (+) Pdt Tulus Purba,
S.Th. Dan pada saat pertemuan dengan Amng Pendeta Ressort tersebut mereka
bertemu juga dengan Inang Pdt Boang Manalu, S.Th.
Ada
pun kepergian para tim Panitia pencari dana ini, bertujuan untuk
mensosialisasikan keberadaan Gereja yang baru terbentuk ini agar kiranya ada
bantuan untuk pendirian. Para Panitia berupaya sekuat tenaga dengan cara
penjualan Klender, asesoris Pohon Natal dari Ukiran Jepara dan bahkan Jam
Dingging yang berbentuk Salip. Dari yang mereka lakukan mereka pergi
menjajakannya ke Kendal, ke Bondo dan beberapa daerah lainnya.
Tim
yang pergi menjumpai Pendeta Ressort adalah Op. Bobby Nainggolan, Bpk.Winda
Manalu, Bpk. Juan Silalahi, Bpk. Leri Nainggolan. Antusias Ressort pun merespon
kehadiran Pos Playanan ada di Kabupaten Jepara ini, maka Pdt Tulus Purba, S.Th
menerima kehadiran dan permohonan mereka agar ada Parmingguan Pos Pelayanan
yang berbahasa Batak Toba di Jepara. Banyak proses yang sudah di lalui
didalamnya dimana diadakan pertemuan di Bondo, di Jepara dan tempat lainnya
untuk mendiskusikan kesekian kalinya, maka Oleh sebab itu melalui Pendeta
Ressort Jawa tengah yang berkediaman di Kertanegara di Minggu 03 Oktober 2004 resmilah di buka parmingguan yang pertama di
Gereja GPDI Kalfari Jepara di Tahunan yang pada saat itu pemimpin Jemaatnya
adalah Pdt Robinson Hutapea/br Simanjuntak. Acara tersebut banyak di hadiri
orang Batak yang ada di daerah Kabupaten Jepara ini. berjalannya pelayanan pun
di atur dengan sedemikian rupa dimana di dalamnya tersusun rapi tata Ibadah
dari kebaktian ini sesuai dengan Tata
ibadah dari HKBP tersendiri, di mana saat itu di pilih yang menjadi Pimpinan
Jemaat Pos Pelayanan HKBP Jepara ini adalah St. J Nainggolan. Setelah Pos
Pelayanan ini mulai berjalan di tentukanlah bahwa Gereja ini adalah bagian dr
Gereja yang di khususkan untuk Orang Batak, maka di jadikanlah menjadi HKBP dan
memiliki Liturgi sesuai prosedur semua HKBP Mulai dari Pusat, Distrik dan
Huria, sesuai dengan Liturgis yang ada dalam Agenda.
Berjalan
waktu yang tak terasa dalam proses pelayanan ini beberapa pengkotbah penyampai
Firman Allah berdatangan ke Pos Pelayanan ini Seperti Para Pendeta, Bibelvrouw,
Kalangan Sintua bahkan Evanggelis dari daerah yang jauh dari Jepara ini. ada
pun Evanggeis yang pernah melayani do Pos Pelayanan ini adalah Ev. Simanjuntak
dan Ev. Hutagalung. Semasa mereka datang melayanni ke Pos Pelayanan ini, untuk
menjaga kenyamanan mereka, maka mereka menginap di Hotel Sigoro Jepara. Dan
banyak para pelayan lainnya yang sudah pernah datang melayani dan menyampaikan
firman Tuhan di Pos Pelayanan ini Seperti Pdt M Sihombing, Pdt Sitohang, Pdt
Nainggolan, Bvr R.J Pardede, Pdt R Habeahan, Pdt Puka br Samosir, Pdt N
Simanungkalit, St. Y.H Siahaan dan masih banyak lagi.
Perjalanan waktu
yang panjang Pos Pelayanan ini aktif mengikuti Program-program Pusat, Distrik,
Ressort dan Huria, maka setiap kegiatan Pos Pelayanan ini ikut antusias
memeriahkannya. Baik dalam kunjungan antar Huria, Pesta Kategorial Ina,
Remaja-Naposo, Sekolah minggu, dan Bahkan Rapat-rapat Ressort, Huria dan bahkan mau mengikuti Pembinaan kepada Para
Penatuah baik yang Pelayan Tahbisan dan Non Tahbisan. Pada 03 Maret 2017.
Perjalan
yang di lalui Pos pelayanan ini banyak mengukir cerita dan sejarah, mulai dari
tahap mengumpulan rencana menjadi sebuah kumpulan pelayanan, pemilihan pelayan,
rencana pembangunan, pencarian dana dan bahkan masih banyak lagi yang di
lakukan. Bahkan jam memulai ke baktian pun beberapa kali di ganti waktunya dari
Sore ke pagi bahkan kembali sebaliknya. Bukan hanya itu pelayanan per
kategorial (Punguan Ama, Pungguan Ina, Remaja-Naposo dan Bahkan Sekolah
Minggu), seringkali berganti-ganti tempatnya untuk beribadah. Sempat di Gereja
GITJ Pendo Sawalan kemudain Pindah ke Sengon, Kemudian Pindah ke Rengging
(Rumah St. L Marpaung dan St. E br Tambah), Ke Jepara (Rumah Bpk Evan Nababan
br Nainggolan), Sengon (Rumah Bpk Axeal Sidabalok), Rengging Bvr M.E sinaga
(Rumah Dinas Huria). Tetapi tidak menjadi menggurangi sebuah semangat, bahkan
menjadikan satu persatuan yang baik di dalam Tuhan. Walaupun dulunya banyak jemaat
yang sudah terdaftar menjadi anggota Jemaat kita, tetapi karna alasan tertentu
mereka pun keluar dan meninggalkan Pos Pelayanan ini, pergi ke Gereja yang lain
yang ada di sekitaran Jepara ini.
0 comments:
Post a Comment